Category Archives: Islam

Media Featured: My Family at Hijabspeak.com

20131022-180535.jpg

Alhamdulillah my little family featured on http://www.hijabspeak.com

❤❤❤

Syukran Hijabspeak 😘
Jazzakallahu Khairan

Dengan kaitkata , , ,

I BELIEVE – MAHER ZAIN FEAT. IRFAN MAKKI

Lagi suka banget sama lagu ini.. Beautiful song and lyrics.. 🙂

Lyrics:

*Irfan Makki*
When you’re searching for the light
And you see no hope in sight
Be sure and have no doubt
He’s always close to you

He’s the one who knows you best
He knows what’s in your heart
You’ll find your peace at last
If you just have faith in Him

You’re always in my heart and mind
Your name is mentioned every day
I’ll follow you no matter what
My biggest wish is to see you one day

Chorus:
I believe
I believe
Do you believe, oh do you believe?

*Maher Zain*
Coz I believe
In a man who used to be
So full of love and harmony
He fought for peace and liberty
And never would he hurt anything
He was a mercy for mankind
A teacher till the end of time

No creature could be compared to him
So full of light and blessings

You’re always in my heart and mind
Your name is mentioned every day
I’ll follow you no matter what
If God wills we’ll meet one day

Chorus

If you lose your way
Believe in a better day
Trials will come
But surely they will fade away
If you just believe
What is plain to see
Just open your heart
And let His love flow through

I believe I believe, I believe I believe
And now I feel my heart is at peace

Chorus

I believe I believe, I believe I believe

Dengan kaitkata , , ,

IED Mubarak 1433 H

Happy IED Mubarak 1433 H

 

This year is my first Ied with Husband by my side and baby on my belly :”)

Tired trip to Grandmother’s home at Serang, Banten and trip to Pengalengan, Bandung

So happy and excited!  I won’t forget those beautiful moment.. :’)

Thanks for your loyalty to visit my blog. Hope we can be friends.. 🙂

Mohon Maaf Lahir Bathin..

Wassalamualaikumm…

 

 

Shiffon shawl by Zavoj

Black Kaftan with Swarovsky by Abaya Sharqiaa (Made in Madinah)

 

Dengan kaitkata , , ,

Memilih..

Aku pernah berfikir,bahwa setiap manusia pasti ingin memiliki seorang kekasih. Kekasih yang akan terus bersamanya,sehidup semati, dalam suka maupun duka tak akan terpisahkan.

Sekarang..aku memilih amal sholeh sebagai kekasihku Karena ternyata hanya amal sholeh-lah yg akan trs menemaniku bahkan dalam kuburku & amal sholeh pula yang menemaniku menghadap ALLAH.

Aku pernah berfikir,setiap manusia pastilah punya goresan masalah dengan manusia lain,sehingga wajar jika manusia memiliki musuh masing-masing.

Kini aku memilih menjadikan setan sebagai musuh utamaku,sehingga aku lebih memilih melepaskan kebencian, dendam, rasa sakit hati dengan manusia lain.

Aku pernah selalu kagum pada manusia yang cerdas & manusia yang berhasil dalam karir atau kehidupan duniawinya.

Sekarang aku mengganti kriteria kekagumanku, ketika aku menyadari bahwa manusia hebat dimata ALLAH, adalah hanya manusia yang bertaqwa. Manusia yang sanggup taat kepada aturan main ALLAH dalam menjalankan hidup & kehidupannya.

Dulu aku marah & merasa harga diriku dijatuhkan, ketika orang lain menggunjingkan aku, berlaku zhalim kepadaku.

Sekarang aku memilih untuk bersyukur & berterima kasih, ketika meyakini bahwa akan ada transfer pahala dari mereka untukku jika aku bersabar.. Dan aku memilih tidak lagi harus khawatir karena harga diri manusia hanya akan jatuh dimataNYA  ketika ia rela menggadaikan diri untuk mengikuti hasutan setan..

Ketika aku harus memilih…

bantu aku Yaa Rabb, untuk selalu memilih yg benar dimataMu.

Aamiin ya Rabbal ‘alamiin..

Mengutip twit kakak Mely Handayani from Vania Scarf

Thanks kakak… :* love these words..

Dengan kaitkata , , ,

I was giving Hijab Tutorial at Terrant EO event Ramadhan Pejaten Village

Assalamualaikum…

Alhamdulillah sehat semua? 🙂 masih puasa kan ya? Aku aja puasa lg hamil gini.. huehehehe

I just wanna share here my pictures when I gave hijab tutorial at Pejaten Village on Monday, 6th August 2012. Tepatnya di stage lantai 1 nya. Alhamdulillah Terrant EO ask me to give hijab tutorial :). “Tapi 2 tutorial aja ya mba.. Maklum aku ndak bs berdiri kelamaan.. :D”, I said to mba Yunita from Terrant EO. 🙂

So here the pictures:

Here is the stage 😀 ada banner kamii.. hehe

Introduced my self,, 😀

Ini ni yg bikin nervous.. Tiba2 rameee… 😀 Thanks for watching anyway 🙂

I was giving daily tutorial with cotton phasmina.. 🙂 simple style for daily activity

Intermezzo:

Agak gimana gitu ngeliat sendal jepit nangkring di kakiku.. hahaha 😀 but anyway, that’s the one I feel comfort to wear since pregnancy 🙂 Vincci Sandals! 🙂 biar dah buluk itu sendal awettt… Beli di negeri tetangga kita tu, Malaysia.. Ada ga ya yg awet begitu tp buatan asli Indonesia 😀

Audience can ask me everything about hijab style 🙂

Thanks for watching me..

I’m Wearing:

Shiffon Shawl by Zavoj

Batwing Cardi by Such!

Red Long Dress by Plumtree

Jangan bosen ngundang aku ya hehe..

And special thanks for my hubby who took all the pictures.. I love Youuuu.. :*

Thanks all.. *xoxo*

Wassalamualaikum Warohmatullah…

Dengan kaitkata , ,

#HCD Hijab Story: Dwina Arini and her Hijab

Bismillahirrohmanirrohim..

Depok, somewhen in 2002…

Ku lihat bayangannya di cermin besar berornamen  Jawa. Wanita itu terlihat anggun dalam balutan selendang hijau. Terlihat mengalir lembut di kepalanya, menutupi mahkotanya dan membentuk sebuah mahkota baru yang jauh lebih indah. Sebuah bros kupu-kupu menyempurnakan penampilan wanita itu.

“Mama, cantik deh..” ucapku pada ibuku, wanita yang sedari tadi ku perhatikan gerak-geriknya saat mengenakan kerudungnya.

Mama tersenyum padaku dan mengelus pipiku, “Kamu jauh lebih cantik dari Mama, sayang..”

Aku pun membalas senyumnya dan terbentuklah tekad baru dalam diriku.

 

Depok, Mei 2002

“Win, kamu mau masuk SMP mana?”tegur Papa padaku setelah pulang dari pengambilan raport dan ijazah kelulusan di SD Tugu Ibu, Depok.

“Nggak tau, Pa… SMP 3 mungkin, temen-temenku banyak yang kesana.”jawabku sekenanya.

“Mau di negeri? Nggak mau di swasta?”tanya Mama dari kursi belakang mobil.

“Mana aja deh. Yang penting SMP aku mau pake jilbab…”jawabku lagi.

“Kalau gitu, di SMP Nurul Fikri aja. Kan disana wajib pake jilbab, biar kamu juga belajar jilbab-an yang bener.”usul Papa.

“Yaudah.”kataku langsung mengiyakan usul Papa tanpa berpikir panjang.

                                *****************************************************

Itulah awal mula aku memakai kerudung, atau jilbab atau hijab yang menjadi sapaan akrab kain penghias kepala para muslimah sekarang ini. Ketika kelas 6 SD, ibuku memutuskan mengenakan jilbab. Aku terpana melihat ibuku, yang menjadi lebih anggun dan bersahaja ketika memutuskan mengenakan jilbab. Kain penutup kepala yang digunakan oleh ibuku selalu mengundang perhatianku bagaikan magnet. Semenjak itulah, aku bertekad untuk mengenakan jilbab secepatnya. Saat itu, aku sudah hampir lulus SD sehingga kupikir SMP adalah momen yang tepat untuk transformasiku.

Alhamdulillah, Allah SWT memberikanku hidayah yang sempurna saat itu. Diriku, yang ketika kelas 6 SD sudah mengalami menstruasi, seharusnya sesuai hukum Islam sudah wajib mengenakan jilbab. Alhamdulillahirobbilalamin, tidak perlu berlama-lama aku mengumbar auratku, Allah mengijinkanku untuk menutupnya secara sempurna. Cara yang Allah berikan dalam menyampaikan berkah hidayah-Nya kepadaku sungguh indah, dan itu baru kusadari belakangan ini. Begitu aku memutuskan untuk memakai jilbab, orang tuaku sangat mendukung dengan memasukkanku ke SMP Islam, yang tentunya akan menyempurnakan proses transformasiku. Sungguh, Dia-lah yang Maha Memberikan Hidayah dan Maha Sempurna.

Maka, jilbab menjadi pakaian wajib yang ada di lemariku saat itu. Aku bangga menunjukkan jilbabku pada semua orang. Hampir tiap pagi aku mematut diri di depan cermin hanya untuk mengatur jilbabku supaya terlihat pas dengan bentuk mukaku yang kotak. Subhanallah memang, jilbab menjadikan siapapun yang mengenakannya menjadi lebih anggun, bahkan untukku yang waktu itu baru menginjak usia remaja tanggung.(hehe, memuji diri sendiri sebenernya :p )

Ramadhan pertama di SMP kulalui dengan senang, karena ini Ramadhan pertama dengan penampilan baruku. Aku selalu bangga ketika bertemu dengan teman lama dan ia terkejut melihat penampilanku. Aku selalu tersenyum lebar ketika ada yang berkomentar, “Winaaaa, pake jilbab sekaraang? Waah, nggak nyangka..”. Aku selalu menganggap komentar itu sebagai pujian. Tak pernah terbersit sekalipun rasa malu kala itu. Dan aku pun bertekad kuat untuk setia mengenakan jilbab hingga ku mati.

Bahkan jilbab tidak kulepaskan saat aku mengikuti sebuah olimpiade paduan suara di Busan, Korea Selatan pada tahun 2002. Tidak ketika teman-teman SMP ku menanggalkan jilbabnya ketika di luar sekolah. Tidak juga ketika aku sudah lulus SMP dan memasuki gerbang SMA. Jilbab sudah menyatu dengan diriku, akan terasa aneh jika rambut ini tertiup angin karena tidak ada jilbab pelindungnya.

Tetapi, lingkungan memang menjadi pengaruh yang sangat kuat, apalagi di usia rentan seperti diriku kala SMA. Dengan tuntutan gaya hidup dan berpenampilan oleh teman-teman sebaya, aku mulai ragu dengan jilbabku. Aku mulai merasa jilbab ini menjadi tembok penghalang aku dan teman-temanku. Menjadi sekat yang menjauhkan aku dari kehidupan masa mudaku.

Maka, perlahan tapi pasti, aku mulai berani meninggalkan jilbab ketika pergi bersama teman-teman. Sekali.. dua kali.. jilbab hanya kugunakan sebagai passport keluar rumah, selebihnya ku lepas dan ku masukkan ke dalam tas.

Tapi lagi-lagi aku adalah hamba yang sangat beruntung, karena Allah SWT memberikanku hidayah lagi dan lagi. Aku mulai merasa tidak nyaman dengan identitas baruku sebagai gadis tidak berjilbab. Orang-orang mulai menggunjingkanku. ‘Munafik’ adalah kata pedas yang kudapat saat itu dan yang kemudian menyadarkanku bagai air dingin yang mengguyur badan di kala subuh. Maka aku pun menangis. Aku sadar aku sedang ditegur oleh-Nya. Betapa baiknya Ia mau menegur hamba-Nya yang sedang meninggalkan-Nya. Betapa hinanya aku sampai berani berpaling dari kewajibanku terhadap-Nya.

Maka kupastikan tidak akan lagi aku lepaskan jilbab ini dari kepalaku. Dan aku berjanji pada diriku, dengan jilbab di kepala, aku justru akan semakin berprestasi dan dihargai. Akan kubuang perasaan rendah diri karena jilbab. Sungguh pemikiran yang sangat keliru jika menyalahkan jilbab atas pergaulanku.

Sungguh kejadian ini memberikanku sebuah hikmah. Hikmah akan kesetiaan dan patuh terhadap yang Maha Setia, hikmah akan kecintaan terhadap ajaran dari Yang Maha Dicintai. Sesungguhnya, ketika orang-orang mulai membicarakanku, tentang sikapku yang melenceng, Allah SWT sedang menegurku agar kembali menjadi wanita yang Ia cintai. Wahai Rabb-ku, karena Engkaulah aku berhijab, dan hanya kepada-Mu lah ku serahkan segalanya. Sesungguhnya Engkau sebaik-baiknya tempat kembali.

Dan Allah Yang Maha Baik lagi-lagi menunjukkan kemurah-hatian-Nya. Dia membantuku dalam menepati janji pada diriku sendiri. Selama perjalananku di SMA, berkali-kali mendapatkan kesempatan mengikuti perlombaan, seperti lomba debat Bahasa Inggris dan lomba paduan suara, mewakili SMAN 3 Depok bersama dengan teman-teman lainnya.

Pada tahun 2009 lalu, Alhamdulillah, aku berhasil menjadi Wakil II Mpok Depok 2009 dan menjadi satu-satunya pemenang yang mengenakan jilbab pada saat itu, bahkan dari tahun 2002, ketika awal pemilihan Abang-Mpok Depok digelar. Sungguh sebuah prestasi yang membanggakan bagi diriku. Aku bisa menunjukkan pada masyarakat luas secara nyata, bahwa dengan berjilbab tidak akan membuat kita jauh dari pergaulan dan peradaban. Justru dengan jilbab kita bisa mendakwahkan Islam secara kaffah atau menyeluruh. Alhamdulillah, rahmat Allah memang akan selalu menjadi hikmah dan pelajaran hidup yang tidak akan terlupakan. Terima kasih atas segala berkah dan karunia-Mu selama ini ya Allah, izinkan hamba untuk terus mendakwahkan agama-Mu di bumi ini, izinkan hamba untuk menjadi insan yang lebih bermanfaat bagi banyak orang dan sempurnakanlah akhlak-ku agar selalu bisa menjadi agen Muslim yang baik dimanapun aku berada. Aamiin ya Rabbal ‘alamin..

Itulah sedikit pengalaman saya selama 10 tahun mengenakan jilbab. Sebuah perjuangan yang setimpal dalam mendapatkan cinta-Nya, meraih jannah-Nya. Semoga kita semua selalu bisa menjadi wanita yang Ia cintai dan selalu dalam lindungan-Nya.. Aamiin.

                                                                                                                                Depok, 24 Juli 2012

Congrats to Dwina Arini 🙂 Mudah2an Bukunya bermanfaat ya, dan scarf dari Vania Scarfnya kepake.. 🙂

Syukron dah mau berbagi cerita bersama HC Depok.. :* Kiss

Wassalamualaikum Warohmatulloh…

Dengan kaitkata ,

Nasihat Luqman pada anaknya..

Kita semua tahu bahwa peran ayah dalam sebuah keluarga sangat penting, terutama pemahaman seorang ayah akan tauhid dan akidah di dalam keluarga guna mengarahkan prinsip-prinsip dalam beragama kepada anak-anaknya. Akan tetapi, sungguh sedih tatkala di jaman sekarang ini, banyak figur-figur dari seorang ayah yang kecenderungannya lebih kepada hal-hal yang bersifat duniawi. Walaupun kita ketahui bersama, bahwasanya mencari dunia itu tidak tercela di dalam Islam, dan mereka pun melakukan yang demikian itu untuk kesejahteraan anak-anaknya, akan tetapi yang namanya pendidikan anak tentang akhlak dan beragama juga merupakan faktor utama yang tidak dapat dikesampingkan.

Akibat dari kesalahan pola pendidikan keluarga terhadap anak-anaknya, maka jangan heran ketika anak-anak jaman sekarang lebih cenderung menghabiskan waktunya untuk berbelanja, pergi ke mall, dan mencari kenyamanan di lingkungan luar karena lingkungan keluarganya yang kurang harmonis.

Disitulah peran ayah sangat penting bagi pembentukan akhlak seorang anak. Adapun bagaimana seharusnya seorang ayah mendidik anaknya, maka Allah Azza wa Jalla telah mengisyaratkan kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam dalam firman-Nya, “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya.” (QS. Luqman: 13)

Ini adalah isyarat yang agung, dimana Allah Rabbul ‘alamin mengingatkan segenap manusia, setiap ayah agar senantiasa memperhatikan pendidikan anaknya, terutama akhlak anaknya dan agama anaknya.

Adapun Luqman, sebelum kita mengkaji nasehat-nasehat apakah yang Luqman wasiatkan kepada anaknya, maka tentunya kita akan bertanya, ‘Siapakah Luqman?’


Para ulama terdahulu (as-Salaf) bersilang pendapat mengenai status Luqman. Namun mayoritas ulama mengatakan bahwa Luqman bukan Nabi, ia hanya seorang hamba Allah yang salih dan taat beribadah.

Sufyan ats-Tsauri meriwayatkan dari al-Asy’ats dari ‘Ikrimah dari ‘Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Luqman adalah seorang hamba sahaya berkebangsaan Habsyi (Ethiopia) dan berprofesi sebagai tukang kayu.” [Ath-Thabari (XX/135)]

Al-Auza’i berkata, “Aku meriwayatkan sebuah keterangan dari ‘Abdurrahman bin Harmalah, ia berkata, “Seorang laki-laki berkulit hitam mendatangi Sa’id bin al-Musayyab. Ia (Sa’id) berkata kepada laki-laki berkulit hitam itu, ‘Janganlah bersedih hanya karena kamu laki-laki berkulit hitam. Karena ada tiga orang manusia terbaik yang berasal dari Sudan (negeri yang penduduk aslinya berkulit hitam), yaitu (1) Bilal, (2) Mahja’, hamba sahaya yang dibebaskan ‘Umar bin al-Khaththab dan (3) Luqman al-Hakim, seorang laki-laki hitam yang fisiknya kuat.” [Ath-Thabari (XX/135)]

Namanya (Luqman)  diabadikan menjadi nama sebuah surat di dalam Al-Qur’an yaitu surat ke 31. Ia digambarkan sebagai  laki-laki shalih yang memberikan untaian nasihat luhur kepada anaknya yang merupakan sosok manusia yang paling ia cintai dan paling ia sayangi daripada manusia yang lain. Sebagaimana diriwayatkan oleh Syu’bah dari al-Hakam dari Mujahid, ia berkata, “Luqman adalah seorang hamba yang shalih, namun ia bukan Nabi.” [Ath-Thabari (XX/134)]

Itulah Luqman. Seorang ayah yang benar-benar ingin memberikan hal-hal yang terbaik yang pernah ia ketahui kepada anaknya. Sebagaimana Allah menjelaskan mengenai kelebihan Luqman dan apa yang ia sampaikan kepada anaknya di dalam Al-Quran:

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: ” Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur kepada Allah, maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (QS. Luqman:12)

“Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman.” Maksud dari hikmah dalam ayat ini adalah pemahaman yang mendalam, ilmu yang luas dan cara pengungkapan yang bagus. [Shahih Tafsir Ibnu Katsir (7/149)].

Maha Besar Allah, bayangkan kesempurnaan yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada Luqman, bukan hanya pemahaman dan ilmu, namun Allah memberikan Luqman cara pengungkapan yang bagus dalam menyampaikan ilmunya. Oleh karena itu, Allah Rabbul’alamin menyuruh kepada Luqman untuk bersyukur atas anugerah yang telah Allah limpahkan kepadanya, dan itulah keutamaan yang Allah karuniakan secara khusus kepada Luqman.

Wasiat Luqman Kepada Anaknya. Allah Subhanahu wa ta’ala menceritakan bahwa suatu saat Luqman memberikan wasiat dan wejangan kepada anaknya, manusia yang paling ia cintai dan paling ia sayangi, serta manusia yang paling berhak mendapatkan ilmu pengetahuan dan nasehat darinya. Oleh sebab itu nasehat pertama yang ia sampaikan adalah

(1) Hendaknya ia menyembah hanya kepada Allah saja, dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun.

“Dan ingatlah ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: ” Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar”. (QS. Luqman:13)

Perhatikanlah bagaimana penekanan Luqman kepada anaknya tatkala ia berkata, “Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezaliman yang besar.” Imam al-Bukhari dalam Fat-hul Baari (VIII/372) meriwayatkan sebuah hadits yang bersumber dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu, ia berkata, “Ketika turun ayat, “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur adukkan iman mereka dengan kezhaliman.” (QS. Al-An’aam: 82), para Sahabat Rasulullah merasa berat mengamalkan ayat ini. Mereka bertanya, ‘Apakah ada di antara kita yang keimanannya tidak tercampur dengan perbuatan zhalim?’ Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukan itu yang dimaksud. Tidakkah kamu mendengar perkataan Luqman, ‘Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah. Sesungguhnya mempersekutukan Allah adalah benar-benar kezhaliman yang besar.'” Hadits ini juga diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya nomer 124.

Selanjutnya Allah menyandingkan wasiat Luqman agar sang anak menyembah hanya kepada Allah saja, dengan wasiat

(2) Berbakti kepada orang tua.

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya, ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS.Luqman: 14)

Mengenai ayat ini, Mujahid berkata, “Yang dimaksud dengan -wahnan ‘alaa wahnin- adalah, ‘Dalam keadaan penuh penderitaan saat mengandung sang anak.'” [Ath-Thabari (XX/137)]
Sengaja, Allah menyebutkan perjuangan seorang ibu dalam mengurus anaknya. Penderitaan dan pengorbanan seorang ibu dalam melindungi anaknya di antaranya dengan tidak bisa tidur dengan nyaman di sepanjang siang dan malam, semata-mata agar seorang anak senantiasa mengingat jasa-jasa ibunya. [Shahih Tafsir Ibnu Katsir (7/153)]
Dan akhir ayat tersebut merupakan isyarat yang sangat agung. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” Karena sesungguhnya Allah akan membalas hamba-hamba-Nya yang senantiasa bersyukur atas nikmat yang Allah berikan, dengan balasan yang paling sempurna. [Shahih Tafsir Ibnu Katsir (7/153)]

Dan Luqman kemudian berwasiat

(3) Agar anaknya tidak mengikuti ajaran orang tua yang sesat. Yaitu ajakan untuk mengikuti agama mereka yang tidak diridhlai oleh Allah Azza wa Jalla.

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya.” (QS. Luqman:15).

Namun bukan berarti yang demikian itu jika terjadi kepada kita menjadikan penghalang bagi diri kita untuk bergaul dan memperlakukan kedua orang tua kita dengan baik di dalam dunia ini. Karena Allah menutup ayat tersebut dengan, “Dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman:15).

Di dalam kitab al-‘Isyrah (pergaulan), karya ath-Thabrani, ia meriwayatkan bahwa Sa’d bin Malik berkata: “Ayat ini turun berkenaan denganku, yakni firman Allah, ‘Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Ku-lah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.’ Dulu, aku ini seorang laki-laki yang sangat berbakti kepada ibuku. Ketika aku masuk Islam, ibuku berkata, ‘Wahau Sa’d! Apa yang aku khawatirkan ini terjadi juga. Tinggalkanlah agamamu (Islam), atau aku tidak akan makan dan minum sampai mati. Dan kamu berhasil melempar aib kepadaku.’

Aku pun menjawab, ‘Jangan engkau lakukan hal itu wahai ibuku. Dan aku tidak akan meninggalkan agamaku ini dengan alasan apapun.’ Maka ibuku tidak mau makan dan minum selama satu malam. Selanjutnya ia meningkatkan kesungguhannya. Maka pada hari esoknya pun selama satu hari satu malam ia tidak mau makan. Kemudian ia pun menjadi semakin serius dalam aksinya. Ketika aku melihatnya demikian, aku berkata, ‘Wahai ibuku! Ketahuilah, demi Allah, seandainya pun engkau memiliki seratus nyawa, kemudian satu persatu nyawamu lepas dari badan, niscaya aku tidak akan meninggalkan agamaku ini dengan satu alasan apapun. Jika engkau berkehendak makan, maka makanlah. Dan jika engkau tidak ingin makan, tinggalkan saja.'” Pada akhirnya ibunya pun makan seperti biasa. [Ibnul Atsir menyebutkan keterangan ini di dalam kitab Ussul Ghaabah (IV/216)]

Wasiat Luqman selanjutnya kepada anaknya merupakan wasiat yang sangat berguna. Allah sengaja mengemukakannya agar umat manusia senantiasa ingat dan mengamalkan serta mematuhinya, bahwasanya

(4) Kezhaliman atau kesalahan yang ukurannya seberat biji sawi akan medapat ganjaran di hari Kiamat kelak.

(Luqman berkata): ”Hai anakku, sesungguhnya jika ada (sesuatu perbuatan) seberat biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di dalam bumi, niscaya Allah akan mendatangkannya (membalasinya). Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” (QS. Luqman: 16)

Allah akan meletakkan keputusan yang adil pada saat menimbang amal perbuatan manusia. Allah akan membalas segala amal perbuatan manusia, jika amalnya baik, maka balasannya pun akan baik. Akan tetapi jika amal perbuatannya jelek maka balasannya pun jelek.

Sebagaimana firman-Nya,

“Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari Kiamat, maka tidaklah dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan.” (QS. Al-Anbiyaa’: 47)

Dan juga firman-Nya,

“Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrah pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.” (QS. Az-Zalzalah: 7-8)

Bahkan, meskipun sebutir dzarrah itu tertutup rapat di dalam bongkahan batu yang sangat besar, atau menghilang tidak diketahui rimbanya di segenap penjuru langit dan pelosok bumi, maka Allah pasti bisa mendatangkannya, karena tidak ada sesuatu pun yang samar dari pengetahuan Allah.

Oleh sebab itu Allah berfirman, “Sesungguhnya Allah Mahahalus lagi Maha Mengetahui.” Allah Mahahalus, artinya pengetahuan-Nya Mahasempurna, hingga tidak ada satu pun perkara yang tersembunyi dari ilmu-Nya, meskipun perkara itu begitu lembut, dan sangat sulit dijangkau. Allah Maha Mengetahui meski dengan langkah seekor semut yang merayap di kepekatan malam yang gelap gulita.

Selanjutnya, Allah mengabarkan mengenai wasiat Luqman kepada anaknya yang sangat agung, yaitu

(5) Perintah mendirikan shalat, menyeru kepada yang ma’ruf dan mencegah dari kemungkaran.

Sebagaimana Allah Azza wa Jalla telah berfirman dalam QS. Luqman ayat 17,

“Hai anakku, dirikanlah shalat.” Yakni, lakukanlah dengan seluruh aturan-aturan, rukun-rukun, dan waktu-waktunya.

“Dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (QS.Luqman:17)

Dari ayat tersebut, maka kita pun mendapat pelajaran yang sangat berharga dari Luqman, bahwasanya menyuruh manusia untuk mengerjakan perbuatan baik dan mencegah mereka dari perbuatan yang mungkar harus dilakukan sesuai dengan kemampuan dan kekuatan yang kita miliki. Dan pelaku amar ma’ruf nahi mungkar itu, niscaya akan mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari kebanyakan manusia. Oleh karena itu Allah Azza wa Jalla mengisyaratkan “Dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu.” (QS.Luqman:17)

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala pun mengingatkan bahwa bersabar dalam menanggung perlakuan yang menyakitkan dari manusia itu merupakan perkara yang diperintahkan dan diwajibkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya sebagaimana di akhir ayat tersebut dijelaskan bahwa, “Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).”

Dan nasehat Luqman berikutnya,

(6)  Menyuruh agar tidak bersikap sombong.

Firman Allah dalam QS. Luqman ayat 18, “Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (kerena sombong).”

Maksudnya janganlah kita suka memalingkan wajah kita tatkala kita sedang berbicara atau ketika seseorang berbicara kepada kita dengan maksud mengecilkan dan meremehkan orang lain seraya menampakkan kesombongan dan kepongahan diri kita di depan orang lain. Oleh karenanya, kita harus mampu merendahkan hati dan menampakkan wajah yang ramah terhadap orang lain, khususnya saudara-saudara kita seagama dan seakidah.

Dan nasehat tersebut sesuai dengan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Imam Abu Dawud dan tercantum di dalam Shahiihul Jaami’ No 97, bahwasanya Rasulullah telah bersabda, “Seandainya kamu berbicara dengan saudaramu, maka (lakukanlah) dengan wajah yang ramah tamah. Jauhi olehmu memanjangkan kain sampai ke bagian bawah mata kaki. Karena sikap seperti itu tergolong membangga-banggakan diri (sombong). Dan sikap membangga-banggakan diri ini sangat tidak disukai oleh Allah.” [Abu Dawud (IV/345)]

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh.” (QS. Luqman: 18). Sombong, berbangga diri, menampakkan kebesaran dan kekuatan adalah hal yang harus kita hindari. Karena yang demikian itulah hal yang akan membuat Allah membenci kita.

Dalam ayat lain, Allah menegaskan ketidak-sukaan-Nya kepada orang-orang yang sombong dan merendahkan orang lain,

“Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung.” (QS. Al-Israa’: 37)

Dan nasehat terakhir Luqman kepada anaknya yang bisa kita jadikan bahan pelajaran untuk bersikap adalah

(7) Perintah untuk bersikap sederhana.

Allah berfirman, “Dan sederhanalah kamu dalam berjalan.” (QS. Luqman: 19),  Maksudnya berjalanlah dengan sikap yang santun dan sederhana.

“Dan lunakkanlah suaramu.” (QS. Luqman: 19) Artinya, janganlah bersikap keterlaluan dalam berbicara. Janganlah mengeraskan suara pada pembicaraan yang tidak memiliki faedah apa-apa.

Oleh karenanya Allah berfirman di akhir QS. Luqman ayat 19, “Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai.”

Para ahli tafsir mengatakan bahwa suara yang paling buruk adalah suara keledai dikarenakan suara keledai itu keras dan tinggi. Dan ini adalah isyarat dari Allah bahwasanya, Allah memurkai orang-orang yang meninggikan suaranya tatkala berbicara. Dan Allah menyerupai orang-orang yang demikian itu seperti keledai menunjukkan haramnya dan sangat tercelanya tindakan tersebut.

Perumpamaan haramnya meninggikan suara ini sama persis dengan perumpamaan yang disebutkan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya, “Kami tidak memiliki permisalan yang buruk. (Seburuk-buruk permisalan) orang yang minta kembali pemberiannya, yakni bagaikan anjing yang memuntahkan sesuatu, kemudian ia menjilat kembali muntahannya itu.” [Tuhfatul Ahwadzu (IV/522)].

Nasehat-nasehat Luqman tersebut sungguh penuh hikmah dan bermanfaat. Untaian nasehat Luqmanul Hakim tersebut termasuk kisah yang ada di dalam al-Qur’an al-‘Azhim. Oleh karena itu, wajiblah seorang ayah senantiasa mengajarkan prinsip-prinsip hidup seperti yang telah Luqman ajarkan kepada anak-anaknya.

Dan sebagaimana hati kecil kita pasti akan menyetujui bahwa memang prinsip-prinsip tersebut adalah hal yang sangat agung yang sangat penting untuk kita kepada anak-anak kita terutama diri-diri kita masing-masing.

Semoga nasehat-nasehat dari Luqman ini dapat selalu mengingatkan kita agar selalu memperbaiki diri. Dan juga membuat kita untuk tidak akan pernah lupa agar mewariskan kebaikan-kebaikan kepada anak-anak kita. Yaitu kebaikan-kebaikan yang telah Allah dan Rasulnya isyaratkan. Karena anak kita, mereka lah yang akan menjadi generasi penerus bangsa ini dan agama yang mulia ini.

Semoga Allah membimbing kita semua menuju amal yang dicintai dan diridhai-Nya.

Amin.

Twitter: @PrincessDika & @Mamoadi

Blog:  https://princessdika.wordpress.com

http://kumpulankultwit.wordpress.com

Dengan kaitkata , ,

Pentingnya Mendirikan Shalat

Shalat adalah tiang agama.

Sebagaimana sabda Rasulullah Shallallaahu’alaihi wasallam :
“Pemimpin segala perkara (Agama) adalah Islam. Dan tiangnya adalah shalat”. (Diriwayatkan oleh Attarmidziy dalam sunannya, kitab Al-Iman bir Rasulillah no. 3541 dan Ahmad dalam musnadnya no. 21054, Attarmidziy berkata, “Ini hadits hasan yang shohih”)

Bagaimana kita bisa menguatkan iman kita tanpa shalat sedangkan shalatlah tiang agama kita. Banyak yang bilang, “Untuk apa saya shalat, belum tentu shalat saya diterima” atau, “Saya shalat, kalau saya mau..” atau ada lagi, “Saya memang tidak rajin shalat, bukan berarti saya tidak mengerti agama!”

Bagaimana seseorang disebut mengerti agama kalau orang tersebut tidak mengerti apa pentingnya mendirikan shalat. Ada satu kesalahan pada paradigma masyarakat yang membuat mereka ragu untuk mendirikan shalat, terletak pada khusyuk atau tidaknya shalat. seperti yang telah disebutkan di QS. Al-Mu’minuun 1-2:

“Sungguh beruntung orang-orang beriman, yaitu orang yang khusyuk dalam shalatnya.”

Tanpa menyalahi maksud dari QS. Al-Mu’minuun tersebut, dijelaskan oleh Rasulullah bahwa tidak khusyuknya shalat akan berakibat tidak  sempurnanya shalat. Dalam arti, tetap diterima, namun ganjarannyalah yang tidak sempurna. Sebagaimana dalam sebuah hadits,

“Sesungguhnya seseorang selesai (dari shalat) dan tidaklah ditulis (pahala) baginya, kecuali sepersepuluh shalatnya, sepersembilannya, seperdelapannya, sepertujuhnya, seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya, setengahnya.” Diriwayatkan oleh Abu Dawud, bahwa Hasan bin Athiah Radhiyallahu ‘anhu berkata: “ Sesungguhnya ada dua orang berada dalam satu shalat, akan tetapi perbedaan keutamaan (pahala) antara keduanya bagaikan langit dan bumi”.

Jadi jika orang tidak khusyuk maka bukan berarti shalatnya tidak diterima, hanya melainkan “tidak sempurna”.  

Namun ternyata hal ini dijadikan alasan untuk tidak mendirikan shalat. karena takut shalat akan tidak khusyuk dan tidak diterima, maka mereka cenderung terus melanjutkan kegiatan dunia nya daripada menyisihkan waktu untuk shalat. Mereka pikir, “percuma shalat, kalau kita tidak khusyuk. lebih baik gak usah shalat..” Dan banyak lagi alasan lainnya, seperti  menunda shalat takut make up akan luntur, menunda shalat karena sedang di perjalanan, dan lain sebagainya. Padahal Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Jika paradigma anda masih seperti itu, rubahlah mulai sekarang. Ambil wudhu dan shalatlah. Allah SWT melihat usaha umat-Nya dan tidak akan menyia-nyiakan umat-Nya yang bertaubat. Ketahuilah bahwa syarat  diterimanya ibadah adalah ikhlas karena Allah dan sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah.

Di dalam Agama Islam, Shalat mempunyai kedudukan yang tak dapat ditandingi oleh ibadah-ibadah yang lain. Ada banyak kutipan ayat-ayat Al-qur’an mengenai keutamaan Shalat :

“Dan dirikanlah shalat untuk mengingatKu” ( QS. Thaha : 14)

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya” ( QS.Thaha : 132)

“Dan dirikanlah olehmu akan shalat dan berikanlah olehmu zakat dan ruku’lah beserta orang-orang yang ruku’ “( QS.Al-Baqarah : 43)

“Dan dirikanlah olehmu shalat, karena sesungguhnya shslat itu dapat mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan munkar” ( QS.Al Ankabut : 45)”Wahai orang-orang beriman ! Mohonlah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan shalat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153)

Allah memerintahkan untuk menjaga shalat dalam firman-Nya,

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَى وَقُومُوا لِلَّهِ قَانِتِينَ

Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 238)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga menjelaskan bahwa meninggalkan shalat menyeret kepada kekufuran. Beliau  bersabda,

إِنَّ بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكَ الصَّلَاةِ

Sesungguhnya pembatas antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” ( (Sahih: Shahihul Jami’us Shagir no: 2848, Muslim I: 88 no: 82, dan ini lafazhnya, ‘Aunul Ma’bud XII: 436 no:4653, Tirmidzi IV:125 no:2751, dan Ibnu Majah 1:342 no: 1078)

Maknanya, yang menghalanginya dari menjadi kafir adalah selama dia tidak meninggalkan shalat. Maka apabila ia meninggalkannya, tidak ada pembatas antara dia dan kesyirikan, bahkan ia telah masuk ke dalamnya. (Keterangan tambahan dari Syarah Muslim li al-Nawawi)

“Perbanyaklah sujud kepada Allah. Sesungguhnya bila sujud sekali saja Allah akan mengangkatmu satu derajat dan menghapus satu dosamu.” (HR.Muslim no. 488)

Demikian shalat adalah penting bagi umat muslim dan telah diperintahkan oleh Allah SWT di dalam Al-Quran. Jika kita merasa beriman, maka shalatlah. karena jika kita sengaja meninggalkan shalat, maka sia-sialah keimanan kita karena kita sama saja dengan kafir.

Lalu apakah  sekarang kita masih menutup mata?

Mulailah mendirikan shalat, walaupun (bagi yang baru memulai untuk perbaiki shalat) pada awalnya sulit khusyuk, tapi jika tidak dimulai dari sekarang, semakin lama kita akan sulit mendapatkan kekhusyukan hati dalam shalat. Kekhusyukan akan menaungi kita perlahan jika setiap hari kita terus sujud kepada-Nya.  Shalatlah, karena Allah SWT  akan menerangi  hati kita  menuju ke jalan-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun umat-Nya yang bertaubat.


“Katakanlah: “Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Az-Zumar: 53)

Semoga bermanfaat. Jazakallahu khairan.

Sumber:  www. voa-islam.com;  http://www.majlismudzakaroh.multiply.com

Thanks to: Islam Diaries dan @mamoadi

Dengan kaitkata , ,

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan


Kalimat ini diulang hingga 31 kali di dalam Al-Quran surat Ar-Rahman, yang artinya, “Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?”

Mengapa kalimat ini begitu penting?

Bahwa manusia diciptakan dengan kelemahan: Pelupa dan Malas Berfikir.

Dalam QS. Yunus: 12, Allah berfirman:

“Dan apabila manusia ditimpa bahaya dia berdoa kepada kami dalam keadaan berbaring, duduk atau berdiri, tetapi setelah kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan”

Seringkali kita (manusia) ditengah musibah, kita ingat dan sujud kepada Allah, meminta untuk dimudahkan jalan dalam menghadapi musibah. tetapi ketika ditengah kesenangan, nikmat (dunia), kita menjadi lalai. Lupa bahwa kesenangan dan kenikmatan itu semua adalah pemberian Allah SWT sehingga kita menjadi kufur nikmat. Maka ayat ini menjadi penting sebagai peringatan bagi manusia, tempatnya salah dan lupa. Subhanallah..

[ Ar-Rahman 55.14] Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar,

[Ar-Rahman 55.15] dan Dia menciptakan jin dari nyala api.

[Ar-Rahman 55.16] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Pernahkah kita ingat bahwa kita ada yang menciptakan? dan yang menciptakan kita adalah Allah SWT. Dan seringkali manusia malas berfikir. Cobalah ingat ini di setiap detik hembusan nafas kita.

[Ar-Rahman 55.26] Semua yang ada di bumi itu akan binasa.

[Ar-Rahman 55.27] Dan tetap kekal Wajah Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan.

[Ar-Rahman 55.28] Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Pernahkah kita ingat akan kiamat? bahwa kehidupan di dunia ini hanya sementara? Pernahkah kita berfikir kiamat akan datang ditengah berlimpahan nikmat dunia yang kalian dapat? Dan seringkali manusia malas berfikir.

Maukah kita luangkan waktu sejenak untuk menyadari bahwa semua yang ada di dunia ini tanpa kecuali, semata-mata pemberian dari Allah SWT? Sebagian dari kita mungkin hanya menelan bulat-bulat “warisan” agama Islam dari orang tua, dan malah menjadi “Islam KTP” saja, tanpa mau berfikir dan mempelajari betapa indahnya Islam serta demi pengertian kita secara keseluruhan mengenai Islam maka PASTI jadi meningkatkan keimanan kita.

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Tanpa sedikitpun mengesampingkan pentingnya surat-surat lain di dalam Al-Quran, surat Ar-Rahman ini sangat indah dan mencakup seluruh pembuktian bahwa dunia ini adalah milik Allah SWT, bahkan manusia sekalipun, akan berpulang ke rahmatullah. Dijelaskan juga dalam surat ini mengenai adanya neraka dan syurga, dan siapa saja yang pantas memasuki kedua tempat tersebut di akhirat. Al-Quran sudah menjelaskan semuanya secara lengkap:

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan (merenungkan) ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran (QS. Shaad 38:29)

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

Bahkan makhluk dari golongan Jin pun juga menanggapi akan Surat Ar-Rahman ini. Abu Ja’far Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ibnu ‘Umar, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam membaca surat A r-Rahman,atau surat itu dibaca di sisi beliau, maka beliau bersabda: “Mengapa aku mendengar jin menanggapi untuk Rabb mereka lebih baik dari kalian?” . Para Sahabat bertanya, “Apa itu wahai Rasulullah?” Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam menjawab: “Tidaklah aku membaca firman Allah Subhanahu wa ta’ala. Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan,’ melainkan para jin menjawab, ‘Tidak ada satu pun nikmat Rabb kami yang kami dustakan.'” [Ath-Thabari (XXII/23)]. Diriwayatkan juga oleh Hafizh al-Bazzar. [Kasyful Astaar (III/74)] .

Abu ‘Isa at-Tirmidzi meriwayatkan dari Jabir, ia berkata, “Suatu ketika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam mengunjungi para Sahabat dan membacakan surat Ar-Rahman tapi para Sahabat hanya terdiam. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: “Aku membacanya untuk para jin pada malam jin. Mereka menanggapi lebih baik daripada kalian. Setiap kali aku membaca ayat, ‘Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?’, mereka berkata, ‘Tidak ada satu pun nikmat-nikmat-Mu, wahai Rabb kami, yang kami dustakan. Bagi-Mu-lah segala puji.’ At-Tirmidzi berkata, “Hadits gharib” [Tuhfatul Ahwadzi (IX/177). [at-Tirmidzi (no. 3291). Hasan, dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ (no. 5138)]]. Diriwayatkan juga oleh Hafizh Abu Bakar al-Bazzar. [Al-Hakim (II/473)] .

Sekarang mari kita tanya pada diri kita masing2. Tanyakan pada hati kita,

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? .

Bisa kah kita menjawab nya? Dgn segala tindak tanduk manusia utk menutupi dosanya dgn berbagai pembenaran? Kita itu melakukan maksiat dgn segala nikmat yg Dia berikan dan Dia melihat kita melakukannya .

Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?

 

 

Semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin